Saudaraku Mujahid Aksi Damai 212
Hilmy Prilliadi
Saudara-saudaraku peserta aksi 212, ingatkah kalian 20 Ramadhan ketika Hijriyah berumur sewindu? Bertepatan 11 Januari 630. Saat itu, hari saat Makkah yang dijaga bala tentara Quraisy bersenjata lengkap luluh runduk kepada gelombang para peziarah yang datang dengan berjalan kaki, kuda, dan unta, Dengan iman dan taqwa. Hari itu tak terlepas satu nyawa pun, tak sepercik pun darah tumpah, dahan tak patah setangkai pun.
Rasulullah Muhammad SAW memandu di hari yang sangat heroik itu, para peziarah lantas membersihkan Baitullah yang dibangun penghulu agama samawi, Ibrahim AS. Baitullah dibersihkan dari berhala yang ternyata tak bisa berbuat apapun ketika digusur keluar.
Saudara-saudara mujahid peserta aksi 212, kenangan heroik itu seakan terwujud kembali. Ketika Jakarta dijaga ketat aparat keamanan bersenjata lengkap kalian datangi secara bergelombang dengan damai. Sangat damai. Kalian adalah peziarah itu. Kalian gelar sajadah dan bersujud di sana. Bahkan ketika hujan mengguyur, kalian tetap khusyu bersimpuh kepada Allah SWT, dan Jakarta luluh terunduk dalam dzikir dan takbir kalian berpadu dengan guyuran hujan.
Meski orang-orang munafik tidak menyukainya! Meski orang-orang munafik menolaknya! Sungguh, aku terharu hanya ketika menyaksikan kalian. Aku terharu ketika aku masih saja sibuk oleh urusan kampus.
Rasulullah SAW pun memandu kalian. Kali ini tidak di garda depan barisan, tapi di ruang qalbi kalian masing-masing, membersihkan berhala-berhala, tuhan-tuhan palsu berupa kekuasaan tanpa moral, kekayaan tanpa martabat, dan gaya hidup yang dibangun dengan kepasuan. Sungguh, aku merasa tergugah saat Ar Roya, panji Rasulullah terkibar di atas barisan kalian.
Kalian akan kembali ke tempat masing-masing, meninggalkan Jakarta yang bersih dari tuhan-tuhan palsu. Tentu, seperti peziarah Makkah yang kembali dengan damai ke tempat masing-masing 14 abad yang lalu. Usaha kalian, saudaraku, telah menunjukkan bahwa sesembahan mereka itu, kekuasaan, pangkat, uang, adalah tuhan-tuhan palsu yang tak pantas mereka bela dengan segala cara.
No comments:
Post a Comment