Wednesday, October 26, 2016

SUMPAH PEMUDA; Sumpah yang terabaikan?

Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928

Sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia memang diwarnai oleh sekian banyak momentum yang hebat. Indonesia pada masa penjajahan yang digambarkan oleh tinta sejarah memang sangat menyedihkan. Ketakutan, kecemasan, ketertindasan dan tekanan terhadap mentalitas rakyat Indonesia oleh kolonialisme menjadikan mereka kehilangan semangat. Pasrah mungkin hanya satu satunya jalan mereka menjalani masa kehidupan yang gelap tanpa arah. Begitu lumpuhnya Indonesia waktu itu, hingga tertidur cukup lama dalam naungan system kolonialisme.

88 tahun silam ada salah satu peristiwa penting dalam sejarah kebangkitan bangsa Indonesia. Peristiwa itu mungkin salah satu momentum dimana api-api kecil yang muncul mempelopori  rasa dan semangat persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme dan kesadaran untuk mendirikan Indonesia yang satu. Rasa yang mulai timbul di hati setiap masyarakat Indonesia ini diperkirakan muncul karena berbagai faktor, seperti misalnya urbanisasi, komunisme, Islam, edukasi, entertainment seperti film, teater, dan musik kroncong, hingga perlakuan rasis dari orang orang Belanda.

Sebenarnya pada masa penjajahan dulu sudah banyak upaya rakyat Indonesia menyuarakan aspirasi mereka terhadap sikap kolonialisme penjajah. Organisasi yang berdiri pada saat itu mungkin salah satu alat mereka dalam menjebatani aspirasi mereka terhadap para penjajah. Berdirinyanya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai organisasi pemuda didirikan oleh Dr. Soetomo dan menjadi gerakan pertama yang membuka jalan menuju peringatan sumpah pemuda. Pemimpin utama dari organisasi ini adalah Wahidin Soedirohoesodo yang pada akhirnya mundur karena berdasarkan pertemuan pertama Boedi Oetomo di Yogyakarta pada Oktober 1908, pemudalah yang harus turun tangan. Pada tahun 1912, Indische Partij didirikan oleh Douwes Dekker dan kawan-kawan. Indische Partij merupakan organisasi politik pertama yang memperkenalkan konsep nasionalisme Indonesia, dan nantinya mengilhami organisasi lain seperti Nationaal Indische Partij dan Indo Europeesch Verbond pada 1919. Pada tahun yang sama dengan Indische Partij, Sarekat Islam didirikan oleh Haji Samanhudi di Surakarta. Sarekat Islam lebih condong ke arah Islam dan kejawen sehingga elemen pemersatu mereka hanyalah embel-embel Islam. Sayangnya, daripada anti-Belanda, Sarekat Islam dinilai lebih anti-Tiongkok. Pada 18 November di tahun yang sama, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta.

Baru pada tanggal 1920 kata “Indonesia” digunakan sebagai kata yang melambangkan persatuan rakyat. Kata tersebut dibentuk oleh seorang naturalis Inggris demi melakukan klasifikasi etnis dan area geografis. Katanya lagi, sebelumnya Youth Alliances pernah berbicara tentang negara Bali, negara Jawa, negara Sumatra, dan lain-lain, tapi sekarang mereka menyebutnya Indonesia. Pada tahun 1927, Soekarno membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI) di Bandung, dan merupakan partai pertama dengan seluruh anggotanya orang Indonesia yang fokus membahas tentang pembebasan dari pemerintahan Belanda dan mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 28 Oktober, akhirnya terciptalah Sumpah Pemuda dimana All Indonesian Youth Congress memutuskan satu tujuan nasional.

Perkumpulan pertama kongres Pemuda Indonesia diadakan di Batavia, ibukota Dutch East Indies pada tahun 1926, yang sayangnya tidak menelurkan keputusan apapun tapi mencetuskan ide tentang Indonesia yang bersatu. Baru pada Oktober 1928, pertemuan kedua digelar di tiga tempat yang berbeda. Sesi pertama berharap bahwa kongres pemuda akan menginspirasi rasa persatuan, sementara sesi kedua membahas tentang isu-isu pendidikan yang ada. Sesi ketiga dan sesi terakhir diadakan di Jalan Kramat Raya nomor 126, dimana para partisipan untuk pertama kalinya mendengar lagu nasional Indonesia Raya yang diciptakan oleh Rudolf Supratman dan ditutup dengan pembacaan sumpah pemuda. Kejadian inilah yang kemudian menjadi sejarah hari sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
struktur panitia soempah pemoeda http://sumpahpemuda.org/

Begitulah sejarah mencatat semangat para pemuda jaman dahulu yang selalu menggebu gebu melawan penjajahan dan ketidakadilan pada saat itu. Waktu terus berlalu hingga melewati dimensi waktu yang berbeda, dari keadaan yang dahulu terjajah menjadi merdeka, ada suatu masa orde lama hingga orde baru dan sampai pada saat ini yaitu masa reformasi. Sekarang ini hanya tinggal sejarah yang dapat diingat dan dipelajari betapa perjuangan pemuda masa silam itu pantas untuk dijadikan sebagai contoh dalam melawan ketidakadilan.

Zaman memang sudah berubah, jika dahulu para pemuda semangatnya menggelora melawan penjajahan maka pemuda saat ini berbeda lagi perjuangannya. Bung karno pernah berkata bahwa “perjuangan ku lebih mudah karena melawan penjajah tetapi perjuangan mu akan lebih sulit karena melawan bangsa mu sendiri”, kutipan pidato bung karno tersebut memang benar dirasakan, pemuda saat ini harus bisa mempertahan apa itu rasa bertanah air, rasa persatuan dan kesatuan. Indonesia yang kaya akan budaya, suku, bangsa dan bahkan agama memang sulit bagaimana caranya melebur menjadi satu kesatuan yang kuat, namun jika pemuda saat ini bisa mempertahankan apa yang telah diwariskan oleh pemuda masa  lampau maka itu sebuah prestasi dan keistimewaan tersendiri. Mungkin hanya perlu dipersenjatai dengan ilmu keagamaan, ilmu pengetahun, rasa solidaritas terhadap sesama maka sumpah pemuda itu benar-benar sumpah yang terwariskan tidak terabaikan, bahkan dasar Negara kita yaitu pancasila dan semboyan kita bhineka tunggal ika dapat dirasakan bersama.

Sekarang hanya tinggal sejarah yang terlukiskan, yang bisa kita lakukan hanya mengingat, mempelajari dan menghayati betapa susahnya membentuk bangsa yang besar ini. Jasmerah kalau kata bung karno, “jangan sekali kali melupakan sejarah”, mungkin dengan adanya hari peringatan sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober dapat mengingatkan pada pemuda terhadap jeri payah para pejuang saat itu dalam melawan penjajahan. Harapan kita bersama pemuda bukan hanya mengingat namun juga dapat melaksanakan apa yang telah diwariskan oleh para pejuang kita dahulu, jadi sumpah pemuda bukan sumpah yang terabaikan.

No comments:

Post a Comment