Pertama :
KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE
BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA
Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA
Djakarta, 28 Oktober 1928
Sejarah perjalanan kemerdekaan bangsa Indonesia memang diwarnai
oleh sekian banyak momentum yang hebat. Indonesia pada masa penjajahan yang
digambarkan oleh tinta sejarah memang sangat menyedihkan. Ketakutan, kecemasan,
ketertindasan dan tekanan terhadap mentalitas rakyat Indonesia oleh
kolonialisme menjadikan mereka kehilangan semangat. Pasrah mungkin hanya satu
satunya jalan mereka menjalani masa kehidupan yang gelap tanpa arah. Begitu
lumpuhnya Indonesia waktu itu, hingga tertidur cukup lama dalam naungan system
kolonialisme.
88 tahun silam ada salah satu peristiwa penting dalam sejarah
kebangkitan bangsa Indonesia. Peristiwa itu mungkin salah satu momentum dimana
api-api kecil yang muncul mempelopori rasa
dan semangat persatuan dan kesatuan, serta nasionalisme dan kesadaran untuk
mendirikan Indonesia yang satu. Rasa yang mulai timbul di hati setiap
masyarakat Indonesia ini diperkirakan muncul karena berbagai faktor, seperti
misalnya urbanisasi, komunisme, Islam, edukasi, entertainment seperti film,
teater, dan musik kroncong, hingga perlakuan rasis dari orang orang Belanda.
Sebenarnya pada masa penjajahan dulu sudah
banyak upaya rakyat Indonesia menyuarakan aspirasi mereka terhadap sikap kolonialisme
penjajah. Organisasi yang berdiri pada saat itu mungkin salah satu alat mereka
dalam menjebatani aspirasi mereka terhadap para penjajah. Berdirinyanya Boedi
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 sebagai organisasi pemuda didirikan oleh Dr.
Soetomo dan menjadi gerakan pertama yang membuka jalan menuju
peringatan sumpah pemuda. Pemimpin utama dari organisasi ini adalah
Wahidin Soedirohoesodo yang pada akhirnya mundur karena berdasarkan pertemuan
pertama Boedi Oetomo di Yogyakarta pada Oktober 1908, pemudalah yang harus
turun tangan. Pada tahun 1912, Indische Partij didirikan oleh Douwes Dekker dan
kawan-kawan. Indische Partij merupakan organisasi politik pertama yang
memperkenalkan konsep nasionalisme Indonesia, dan nantinya mengilhami
organisasi lain seperti Nationaal Indische Partij dan Indo Europeesch Verbond
pada 1919. Pada tahun yang sama dengan Indische Partij, Sarekat Islam didirikan
oleh Haji Samanhudi di Surakarta. Sarekat Islam lebih condong ke arah Islam dan
kejawen sehingga elemen pemersatu mereka hanyalah embel-embel Islam. Sayangnya,
daripada anti-Belanda, Sarekat Islam dinilai lebih anti-Tiongkok. Pada 18
November di tahun yang sama, Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di
Yogyakarta.
Baru pada tanggal 1920 kata “Indonesia”
digunakan sebagai kata yang melambangkan persatuan rakyat. Kata tersebut
dibentuk oleh seorang naturalis Inggris demi melakukan klasifikasi etnis dan
area geografis. Katanya lagi, sebelumnya Youth Alliances pernah berbicara
tentang negara Bali, negara Jawa, negara Sumatra, dan lain-lain, tapi sekarang
mereka menyebutnya Indonesia. Pada tahun 1927, Soekarno membentuk Partai
Nasional Indonesia (PNI) di Bandung, dan merupakan partai pertama dengan
seluruh anggotanya orang Indonesia yang fokus membahas tentang pembebasan dari
pemerintahan Belanda dan mencapai kemerdekaan. Pada tanggal 28 Oktober,
akhirnya terciptalah Sumpah Pemuda dimana All Indonesian Youth Congress
memutuskan satu tujuan nasional.
Perkumpulan pertama kongres Pemuda Indonesia
diadakan di Batavia, ibukota Dutch East Indies pada tahun 1926, yang sayangnya
tidak menelurkan keputusan apapun tapi mencetuskan ide tentang Indonesia yang
bersatu. Baru pada Oktober 1928, pertemuan kedua digelar di tiga tempat yang
berbeda. Sesi pertama berharap bahwa kongres pemuda akan menginspirasi rasa
persatuan, sementara sesi kedua membahas tentang isu-isu pendidikan yang ada.
Sesi ketiga dan sesi terakhir diadakan di Jalan Kramat Raya nomor 126, dimana
para partisipan untuk pertama kalinya mendengar lagu nasional Indonesia Raya yang
diciptakan oleh Rudolf Supratman dan ditutup dengan pembacaan sumpah pemuda.
Kejadian inilah yang kemudian menjadi sejarah hari
sumpah pemuda 28 Oktober 1928.
struktur panitia soempah pemoeda http://sumpahpemuda.org/
Begitulah sejarah mencatat
semangat para pemuda jaman dahulu yang selalu menggebu gebu melawan penjajahan
dan ketidakadilan pada saat itu. Waktu terus berlalu hingga melewati dimensi
waktu yang berbeda, dari keadaan yang dahulu terjajah menjadi merdeka, ada
suatu masa orde lama hingga orde baru dan sampai pada saat ini yaitu masa
reformasi. Sekarang ini hanya tinggal sejarah yang dapat diingat dan dipelajari
betapa perjuangan pemuda masa silam itu pantas untuk dijadikan sebagai contoh
dalam melawan ketidakadilan.
Zaman memang sudah berubah,
jika dahulu para pemuda semangatnya menggelora melawan penjajahan maka pemuda
saat ini berbeda lagi perjuangannya. Bung karno pernah berkata bahwa “perjuangan
ku lebih mudah karena melawan penjajah tetapi perjuangan mu akan lebih sulit
karena melawan bangsa mu sendiri”, kutipan pidato bung karno tersebut memang
benar dirasakan, pemuda saat ini harus bisa mempertahan apa itu rasa bertanah
air, rasa persatuan dan kesatuan. Indonesia yang kaya akan budaya, suku, bangsa
dan bahkan agama memang sulit bagaimana caranya melebur menjadi satu kesatuan
yang kuat, namun jika pemuda saat ini bisa mempertahankan apa yang telah
diwariskan oleh pemuda masa lampau maka
itu sebuah prestasi dan keistimewaan tersendiri. Mungkin hanya perlu
dipersenjatai dengan ilmu keagamaan, ilmu pengetahun, rasa solidaritas terhadap
sesama maka sumpah pemuda itu benar-benar sumpah yang terwariskan tidak
terabaikan, bahkan dasar Negara kita yaitu pancasila dan semboyan kita bhineka
tunggal ika dapat dirasakan bersama.
Sekarang hanya tinggal sejarah
yang terlukiskan, yang bisa kita lakukan hanya mengingat, mempelajari dan
menghayati betapa susahnya membentuk bangsa yang besar ini. Jasmerah kalau kata
bung karno, “jangan sekali kali melupakan sejarah”, mungkin dengan adanya hari
peringatan sumpah pemuda pada tanggal 28 oktober dapat mengingatkan pada pemuda
terhadap jeri payah para pejuang saat itu dalam melawan penjajahan. Harapan
kita bersama pemuda bukan hanya mengingat namun juga dapat melaksanakan apa
yang telah diwariskan oleh para pejuang kita dahulu, jadi sumpah pemuda bukan
sumpah yang terabaikan.
No comments:
Post a Comment